Mahasiswa UK Petra Manfaatkan Sarung Samarinda jadi Busana Trendy

Sebanyak 15 koleksi busana mahasiswa aktif Petra Fashion and Textile Design Program (DFT) Inggris ditampilkan dalam peragaan busana bertajuk ‘Sashion’.

Rika Febriani, Direktur Program DFT Petra mengatakan: Sashion merupakan bagian dari kegiatan bertajuk Innofashion Show 4 yang mengapresiasi prestasi akademik mahasiswa program DFT Petra UK.

Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya

Karya-karya yang dipamerkan merupakan karya ekspresi mode yang sesuai dengan identitasnya. Namun, mahasiswa ini juga diajari membuat makalah yang berorientasi pada masalah berdasarkan penelitian,” ujarnya, Minggu (26 Juni).

Dalam kegiatan ini, salah satu karya yang dipamerkan adalah sarung Prajna Paramita. Di bawah bimbingan sang desainer, Embran Nawawi Prajana ingin menampilkan busana yang berbeda dari bahan sarung.

Saya melihat penggunaan sarung Samarinda, khususnya pada produk fashion, masih jarang. Kebanyakan acara pemerintahan atau formal. Kemudian saya membuat lima tampilan busana siap pakai dari sarung samarinda,” ujarnya.

Menurut dia, sarung keterbukaan Samarinda lebih banyak dikenal sebagai oleh-oleh atau DIGUNAKAN sebagai alat ibadah umat Islam.

Orang tidak terbiasa memakai sarung tie-dye atau samarinda untuk fashion sehari-hari.
Disini saya langsung melibatkan UKM tenun yang ada di Samarinda dan bersama-sama menghasilkan produk unggulan Samarinda yang saya harap bisa dikenal masyarakat luas,” imbuhnya.

Berbeda dengan Prajana, Tiffany Oeman membuat desain dengan konsep zero waste. Dia melakukan ini karena dia khawatir dengan banyaknya limbah fesyen.

Saya telah menciptakan lima tampilan siap pakai yang unik dalam penampilan dan berkelanjutan. Desainnya dibuat untuk remaja putri dan bisa dipakai untuk bersantai atau bekerja dari rumah,” jelasnya.

Baca juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn

Konsep pakaian ramah lingkungan muncul di setiap desainnya. Sisanya dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh mahasiswa asal Surabaya ini.

Bahkan Tiffany menggunakan perhitungan untuk sisa sampahnya. “Jadi saya menggunakan sisa selendang untuk hiasan pada pakaian. Jadi kain yang tersisa sangat sedikit,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *